Jumat, 20 Desember 2013

Tujuan Manajemen Jangka Panjang,Pendek dan Menengah


A. TUJUAN MANAJEMEN
Apakah tujuan sama dengan sasaran? Tujuan maknanya hasil yang umum (generalis), sedangkan sasaran berarti hasil khusus, misalnya : pertandingan sepakbola, jika hanya ingin menang akan dapat dicapai seperti main kasar, tidak sportif, dan menghalalkan segala cara. Tetapi jika tujuan menang yang ingin dicapai, kemenangan ini diperoleh dengan bermain sportif dan cantik sehingga memuaskan para penontonnya. Jadi tujuan tercapai, dan para penonton merasa puas.
Tujuan dapat kita kaji dari beberapa sudut dan dibedakan sebagai berikut :
Menurut tipe-tipenya :
  • Profit objectives (laba)
  • Service objective (pelayanan)
  • Social objective (kesejahteraan masyarakat)
  • Personal objective (kepuasan karyawan)
Menurut prioritasnya :
  • Primer
  • Sekunder
  • Individual
  • Sosial
Menurut jangka waktunya :
  1. Jangka panjang
  2. Jangka menengah
  3. Jangka pendek
Menurut sifatnya :
  • Management objectives, tujuan dari segi efektif yang harus ditimbulkan oleh manajer.
  • Managerial objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya atau kreativitas-kreativitas yang bersifat manajerial.
  • Administrative objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya memerlukan administrasi.
  • Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memerlukan efisiensi untuk pencapaiannya.
  • Social objectives, tujuan suatu tanggung jawab, terutama tanggung jawab moral.
  • Technical objectives, tujuan berupa detail teknis, detail kerja, dan detail karya.
  • Work objectives, yaitu tujuan-tujuan yang merupakan kondisi kerampungan suatu pekerjaan.
Menurut tingkatnya :
  • Overall enterprise objectives, tujuan semesta (generalis) yang harus dicapai oleh badan usaha secara keseluruhan.
  • Divisional objectives, tujuan yang harus dicapai oleh setiap divisi.
  • Departemental objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh masing-masing bagian.
  • Sectional objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh setiap seksi.
  • Group objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh setiap kelompok urusan.
  • Individual objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh masing-masing individu.
Menurut bidangnya :
  • Top level objectives, tujuan-tujuan umum, menyeluruh, dan menyangkut berbagai bidang sekaligus.
  • Finance objectives, tujuan-tujuan tentang modal.
  • Production objectives, tujuan-tujuan tentang produksi.
  • Marketing objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran barang dan jasa-jasa.
  • Office objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan dan administrasinya.
Menurut motifnya :
  • Public objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang negara.
  • Organizational objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai berdasarkan ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga.
  • Personal objectives, tujuan pribadi (walaupun mungkin berhubungan dengan organisasi) yang dalam usaha pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi.
Bagaimana cara menetapkan tujuan yang baik ?
  1. Harus jelas dan ditetapkan berdasarkan hasil analisis data, informasi, dan potensi yang dimiliki. 
  2. Harus ditetapkan manajer dan minta partisipasi karyawan agar mereka antusias untuk mencapai tujuan tersebut.
  3. Setiap tujuan harus membantu keseluruhan tujuan perusahaan, jadi harus saling menunjang.
  4. Harus mempunyai jangkauan tertentu, memberikan kepuasan karyawan.
  5. Harus realistic dan dapat dipertanggung jawabkan.
  6. Bersifat kontemporer dan inovatif serta up to date.
  7. Harus sesuai dengan kemampuan, supaya gairah kerjanya baik.
  8. Harus berurutan menurut kepentingannya,  sehingga perhatian dititikberatkan pada tujuan-tujuan utamanya.
  9. harus berimbang,
B. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
Unsur-unsur manajemen terdiri atas 6M (Men, Money, Methods, Materials, Machines, dan Market).
Setiap unsur manajemen ini berkembang menjadi bidang manajemen yang mempelajari lebih mendalam.
Bidang-bidang manajemen dikenal diatas :
  1. Manajemen sumber daya manusia (unsur men)
  2. Manajemen permodalan (unsur money)
  3. Manajemen akuntansi biaya (unsur materials)
  4. Manajemen produksi (unsur machines)
  5. Manajemen pemasaran (unsur market)
  6. Methods adalah cara yang dipergunakan dalam setiap bidang manajemen.
C. MAZHAB-MAZHAB MANAJEMEN
  • Mazhab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan
Menurut mazhab ini, memimpin, mengatur, mangambil keputusan, pemecahan penyelesaian masalah, dan lain sebagainya hanya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan oleh pihak-pihak lain, sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru dan menghilangkan daya pikir dan kreativitas.
Kelemahannya, masalah, situasi, dan kondisi yang dihadapi masa kini berbeda dengan masa yang lalu, jadi pemecahan dan penyelesaian masalahnya juga harus berbeda pula.
  • Mazhab Manajemen Ilmiah
Berdasarkan metode-metode ilmiah, penyelesaian masalah dan keputusan-keputusan yang diambil selalu didasarkan atas hasil analisis ilmiah sehingga penyelesaian dan keputusan itu logis, rasional, dan baik.
  • Mazhab Perilaku
Manajer harus menyadari bahwa manajemen tidaklah dilakukan sendiri, justru manajerlah yang harus menyebabkan orang lain melakukannya. Manajer dalam melakukan wewenang kepemimpinannya harus lebih mengetahui perilaku, keinginan, dan kebutuhan-kebutuhan para bawahannya.
  • Mazhab Sosial
Manajemen dianggap merupakan suatu system social dan system hubungan cultural. Mazhab ini berorientasi pada sosiologi dan mempersoalkan pengidentifikasian berbagai kelompok social maupun hubungan-hubungan kulturalnya. Dalam mazhab ini dipersoalkan pula hubungan-hubungan antara organisasi, limgkungan intern dan ekstern serta kekuatan-kekuatan yang menimbulkan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian.
  • Mazhab Manajemen Sistem
Dalam mazhab ini system-system merupakan intisarinya. Untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan efektivitas kerja setiap petugas diperlukan adanya system kerja yang up to date, tepat guna serta sesuai dengan kondisi setempat.
Mazhab Manajemen Berdasarkan Keputusan
Titik berat mazhab ini terletak pada keputusan-keputusan manajerial. Menurut mazhab ini, pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas utama seorang manajer.
  • Mazhab Pengukuran Kuantitatif
Ciri-ciri mazhab ini, adalah :
  1.  Mengoptimalkan hasil (output) dari (input) masukan
  2. Menggunakan model-model matematis
  • Mazhab Proses Manajemen
Mazhab ini menganggap bahwa manajemen merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari sub-aktivitas tertentu. Serangkaian aktivitas ini dilakukan dalam fungsi-fungsi manajemen yang merupakan sebuah proses yang manajemen.
  • Mazhab Manajemen Menurut Keadaan
Mazhab ini melihat kemungkinan-kemungkinan peristiwa yang mungkin terjadi merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan di dalam mempelajari organisasi dan manajemen.

Hakikat Tujuan Manajemen Jangka Panjang
Tujuan haruslah bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat dipahami, menantang,bertahap, dapat diperoleh, dan sejalan dengan unit-unit organisasi. Setiap tujuan harus dikaitkan dengan kerangka waktu. Tujuan umumnya dinyatakan dalam istilah-istilah serti pertumbuhan aktiva, pertumbuhan penjualan, keuntungan, pangsa pasar, seberapa besar dan sifat diversifikasi, seberapa besar dan sifat integrasi verikal, penghasilan per saham, dan tanggung jawab sosial. Tujuan yang dinyatakan dengan jelas memberikan banyak keuntungan. Tujuan tersebut memberikan arah, memberikan sinergi, membantu dalam evaluasi, menentukan prioritas, mengurangi ketidak pastian, meminimalkan konflik, merangsang pengerahan tenaga, dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan merancang pekerjaan.
Tujuan jangka panjang diperlukan pada tingkat korporat, devisi, dan fungsional dalam sebuah organisasi. Tujuan tetsebut penting sebagai alat ukur kinerja kinerja manajerial. Untuk mencapai kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis umumnya menetapkan perencana jangka panjang dalam tujuh bidang, yaitu:
  • Profitabilitas Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang bergantung pada tingkat laba yang memadai. Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya memiliki tujuan laba, yang dinyatakan dalam bentuk laba persaham.
  • Produktivitas Para manager strategis secara terus mencoba meningkatkan produktivitas sistem mereka. Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umumnya dapat meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian perusahaan-perusahaan hampir selalu menyatakan suatu tujuan produktivitas. Tujuan produktivita yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi atau jumlah jasa yang diberikan perunit input.
  • Posisi Kompetitif Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah salah satu dominasi relatifnya di pasar. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar pada umumnya menetapkan tujuan dalam hal posisi konpetitif, sering kali menggunakan penjualan total atau pangsa pasar sebagai ukuran posisi kompetitifnya.
  • Pengembangan Karyawa . Karyawan menghargai pendidikan danpelatihan, sebagian karena hal tersebut mengarah pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Menyajikan peluang semacam itu sering kali meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat keputusan strategis sering kali memasukan tujuan pengembangan karyawan kedalam rencana jangka panjang.
  • Hubungan dengan Karyawan Apakah terikat dengan kontrak serikat pekerja atau tidak perusahaan-perusahaan secara aktif mencoba untuk menggembangkan hubungan baik dengan karyawan. Bahkan langka-langka proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan karakteristik dari para manajer strategis. Para manajer strategis yakin bahwa produktivitas hubungan dengan loyalitas karyawan dan apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan.
  • Kepemimpinan Teknologi Perusahan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya jadi pengikut di pasar. Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur strategi yang berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan kepemimpinan teknologi.
  • Tanggung Jawab kepada Masyarakat Para manajer memahami tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat secara umum. Bahkan banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya melampaui persyaratan pemerintah. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya bekerja untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa dengan harga yang layak, melainkan menjadi warganegara yang bertanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar